Monthly Archives: January 2017

Pest Free Area (PFA) di NTT untuk Jeruk Soe

Posted by miftachurohman on January 28, 2017
Tugas Kuliah / No Comments

Area Bebas OPT (PFA) adalah suatu area yang dengan bukti ilmiah menunjukkan sebagai suatu area yang bebas dari suatu spesies OPT tertentu, dan apabila mungkin, kondisi tersebut secara resmi dipertahankan. Tempat produksi bebas OPT (PFPP) adalah suatu tempat produksi yang dengan bukti ilmiah menunjukkan sebagai suatu tempat produksi yang bebas dari suatu spesies OPT tertentu, dan apabila mungkin kondisi tersebut secara resmi dipertahankan selama waktu tertentu.

Lokasi produksi bebas OPT (PFPS) adalah wilayah tertentu dari suatu tempat produksi yang dengan bukti ilmiah menunjukkan bahwa wilayah tersebut bebas dari suatu spesies OPT tertentu, dan apabila mungkin kondisi tersebut secara resmi dipertahankan selama kurun waktu tertentu serta dikelola sebagai unit terpisah seperti halnya tempat produksi bebas OPT.

 

b

i
C d

A

 

Dari gambar tersebut semisal kita ambil contoh, pada suatu area “a” merupakan suatu area dimana ditempat tersebut merupakan area yang didominasi oleh tanaman tebu. Didaerah tersebut banyak ditanami tebu. Daerah “a” merupakan daerah dimana sering disebut daerah PFA, dimana area tersebut merupakan area yang cakupannya luas, mencakup beberapa tempat yang ada di area tersebut. Pastilah dalam melakukan budidaya tebu akan berakhir pada proses pengolahan.

Pada area “a” tersebut terdapat beberapa tempat yang digunakan untuk melakukan proses produksi. Tempat tersebut terdiri dari tempat b, c, dan d, dari ketiga tempat tersebut merupakan tempat produksi yang disebut dengan PFPP. Daerah tersebut merupakan tempat yang diharapakan untuk bebas OPT. Dalam melakukan proses produksi pada suatu tempat biasanya dipilih lokasi – lokasi yang tepat, dan cocok untuk melakukan produksi tebu.

Maka dari beberapa wilayah pada tempat produksi dipilihlah wilayah “i” sebagai wilayah pada tempat b sebagai wilayah untuk melakukan produksi, hal ini lah yang disebut dengan PFPS. Sehingga apabila kita hendak mengekspor hasil pertanian yang berasal dari tanaman tebu, maka area, tempat dan wilayah tersebut haruslah terbebas dari OPT dengan harapan pada daerah tersebut terbebas dari OPT yang berbahaya. 

Langkah yang harus dilakukan:

  1. Melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait penetapan PFA di NTT. Misalnya antara Badan Karantina NTT, perguruan tinggi yang diikutsertakan, serta pebisnis jeruk Soe
  2. Melakukan uji multilokasi untuk mengetahui apakah di daerah NTT terdapat lalat buah atau tidak. Jika terdapat lalat buah, kira-kira berapa jumlah populasi lalat buah tersebut.
  3. Membuat peraturan tentang lalulintas masuk produk buah-buahjan yang berpotensi menjadi media pembawa lalat buah.

Kendala yang diperkirakan menjadi hambatan:

  1. Sulitnya melakukan pengawasan terhadap aturan yang ditetapkan
  2. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan serangkaian proses dalam sertifikasi
  3. Kurangnya pengetahuan masyarakat sekitar, sehingga mereka kurang perhatian terhadap kenerlanjutan status PFA
  4. Kurangnya tenaga ahli.

 

***

Artikel ini dibuat untuk mata kuliah Karantina Tumbuhan

***

Tags: , ,

Infeksi Organ Spesifik oleh Ustilagonoidea virens

Posted by miftachurohman on January 07, 2017
Tugas Kuliah / No Comments

Ustilagonoidea virens adalah salah satu jenis patogen jamur dari kelas ascomycetes yang menyebabkan penyakit gosong pada padi. Penyakit ini merupakan penyakit yang penyebaranya sangat luas. Ustilago virens menyebabkan penyakit gosong palsu pada padi (false smut disease), salah satu penyakit yang sangat merusak pada padi (Oryza  sativa) Penyakit yang disebabkan oleh Ustilago virens ini tidak hanya mengakibatkan kehilangan hasil pada produksi padi, namun juga dapat mengkontaminasi gabah dan jerami yang berpotensi meracuni manusia dan hewan.

Jamur Ustilagonoidea virens menginfeksi organ bunga pada padi kemudian menghasilkan hifa putih, kemudian berkembang menjadi klamidiospora yang berbenduk tepung berwarna hijau gelap pada spikelet selama masa akhir infeksi.  Karakteristik dari penyakit ini dapat dikenali dari sklerotia yang terbentuk dua macam mikotoksin, yaitu ustiloxin dan ustilaginidin. Ustiloxin berfungsi untuk menghambat pembelahan sel, terutama menghambat pembentukan mikrotubulus dan kerangka sel. Ustilaginoidin merupakan bentuk turunan dari bi (naphtho-γ-pyrone) yang dapat melemahkan zat anti tumor pada manusia.

Gambar: Proses infeksi Ustilagginpidea virens. (a) Benang sari terinfeksi oleh Ustilaginoidea virens. (b) Gosong palsu terbentuk pada bulir padi. (c) Sclerotia terbentuk pada permukaan spora. (d) Stroma yang dihasilkan oleh sclerotium berkecambah.(e) ascocarp dibentuk pada stroma. (g). Askospora berkecambah. (i) gambar klamidiospora dilihat dari mikroskop elektron dengan skala 3 μm (j) Clamidiospora berkecambah dengan skala 10 μm.

Gejala yang ditunjukkan oleh penyakit hangus palsu/ noda palsu adalah bulir-bulir padi berubah menjadi gumpalan spora yang berukuran sampai 1 cm. Mula-mula gumpalan spora tersebut berwarna kuning sampai oranye, kemudian menjadi hijau gelap. Gejala terlihat nyata sewaktu bulir mulai masak. Chlamydospore tidak mudah dilepaskan dari bola smut karena adanya bahan yang lekat. Biasanya hanya terdapat untaian bulir pada malai yang terinfeksi. Jamur ini akan merusak terutama pada kondisi yang lembab, banyak hujan, mendung pada masa pembungaan dan tanaman yang dipupuk nitrogen dengan dosis tinggi. Penularannya terjadi melalui udara.

Bahan bacaan:

Anonim. 2011. Penyakit hangus palsu/noda palsu pada tanaman padi (Ustilaginoidea virens ) ( http://www.gerbangpertanian.com/2011/02/ penyakit- hangus-palsu-noda-p alsu-pada.html  Diakses tanggal 1 Oktober 2015

Hu, M., Luo, L., Wang, S., Lie, Y., and Li, J. 2014. Infection processes of Ustilaginoidea virens during artificial inoculation of rice panicles. European Journal of Plant Pathology 139:

Zhang, Y., Zhang, K., Fang, A., Han, Y., Yang, J., Xue, M., Bao, J., Hu, D., Zhou, B., Sun, X., Li, S., Wen, M., Yao, N., Ma, L., Lie, Y., Zhang, M., Hunag, F., Luo, C., Zhou, L., and Li, J. 2014. Specific adaptation of Ustilaginoidea virens in occupying host florets revealed by comparative and functional genomics <http://www.nature.com/ncomms/ 2014/140520/ncomms4849/full/ncomms4849.html> Diakses tanggal 1 Oktober 2015

***

Artikel ini ditulis sebagai tugas mata kuliah

***

Tags: , , ,

Biologi Bunga

Posted by miftachurohman on January 07, 2017
Tugas Kuliah / No Comments

Bunga atau kembang adalah alat reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga. Pada bunga terdapat organ reproduksi, yaitu benang sari dan putik.Secara botani, bunga adalah bagian tanaman untuk menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang lebih lanjut membentuk buah.

Bunga adalah daun dan batang di sekitarnya yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu. Pembentukan bunga dengan ketat dikendalikan secara genetik dan pada banyak jenis diinduksi oleh perubahan lingkungan tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan, dan ketersediaan air.

Bagian-bagian bunga sempurna:

  1. Bunga sempurna
  2. Kepala putik (stigma)
  3. Tangkai putik (stilus)
  4. Tangkai sari (filament, bagian dari benang sari)
  5. Sumbu bunga (axis)
  6. Artikulasi
  7. Tangkai bunga (pedicel)
  8. Kelenjar nectar
  9. Benang sari (stamen)
  10. Bakal buah (ovum)
  11. Bakal biji (ovulum)
  12. Serbuk sari (pollen)
  13. Serbuk sari (pollen)
  14. Kepala sari (anther)
  15. Perhiasan bunga (periantheum)
  16. Mahkota bunga (corolla)
  17. Kelopak bunga (calyx).

Bunga yang tidak berperhiasan disebut bunga telanjang (flos nudus).tidak diperhitungkan) maka bunga dapat dibedakan dalam :

  1. Bunga lengkap yaitu bunga yang memiliki semua bagian bunga, yang meliputi kelopak (calyx), mahkota (corolla), benang sari (androecium) dan putik (gynaecium).  Yang termasuk bunga lengkap, misalnya bunga tomat, bunga papaya (hemaprodit), bunga sepatu, bunga anggrek, bunga cabai, bunga terong, bunga melati, bunga mawar, bunga matahari dan latulip.
  2. Bunga tidak lengkap, yaitu bunga yang tidak memiliki komponen penyusun bunga secara lengkap, terdapat satu atau lebih komponen penyusun bunga yang tidak dimilikinya.  Contoh bunga tidak lengkap, yaitu bunga kelapa, bunga padi, bunga papaya, bunga jagung, bunga salak, bunga melinjo.

Dilihat dari kelengkapan alat kelamin jantan dan alat kelamin betina, bunga dibedakan menjadi :

  1. Bunga sempurna, yaitu bunga yang memiliki benang sari (androecium) dan putik (gynaecium) pada satu bunga yang sama.  Contoh bunga sempurna, yaitu bunga padi, bunga papaya (hemaprodit), bunga melati, bunga tomat, bunga terung, bunga cabai, bunga anggrek, bunga sepatu, bunga melati dan bunga mawar.
  2. Bunga tidak sempurna, yaitu bunga yang tidak memiliki salah satu dari alat kelamin jantan (benang sari) atau alat kelamin betina (putik).  Contoh bunga tidak sempurna, yaitu bunga kelapa, bunga jagung, bunga salak, bunga melinjo, bunga semangka, bunga papaya.

Karakter bunga yang dimiliki oleh tanaman, menentukan tipe persilangan dari setiap tanaman, terutama mengenai keberadaan alat kelamin jantan dan betina.  Tipe persilangan tanaman dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tanaman menyerbuk sendiri dan tanaman menyerbuk silang.

Morfologi bunga beberapa tanaman:

Bunga Anggrek

Bunga Vanili

Bunga Jagung

Bunga Padi

***

Artikel ini ditulis sebagai tugas mata kuliah

***

 

Tags: , , , , ,