LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN ACARA II: LEMBAGA PENYULUHAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) YOGYAKARTA

Posted by miftachurohman on February 10, 2018
Dasar-Dasar Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Laporan Praktikum
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN
ACARA II
LEMBAGA PENYULUHAN PERTANIAN
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) YOGYAKARTA

Disusun oleh:
ZULFA FATMAWATI(12738)
ANDIMAN(12858)
MIFTACHUROHMAN(12969)

GOLONGAN : A.1.2

LABORATORIUM PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013

 

BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian atau yang sering disingkat BPTP Yogyakarta merupakan badan penyuluhan dan komunikasi pertanian tingkat provinsi Yogyakarta. BPTP Yogyakarta terletak di Jl. Rajawali No. 28, Demangan Baru, Karangsari, Wedamartani Ngemplak, Sleman. BPTP Yogyakarta berfungsi untuk menyiapkan bahan untuk perumusan kebijaksanaan dan program penyuluhan pertanian provinsi serta yang menyangkut penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia aparat pertaanian teknis fungsional, keterampilan, dan diklat kejuruan tingkat menengah.

Dalam menjalankan tugassnya, BPTP telah membuat visi dan misi yang telah disusun sedemikian rupa dengan harapan visi dan misi tersebut dapat tercapai. BPTP telah melakukan berbagai percobaan berbasis research yang inovatif dan kretif. Banyak prestasi-prestasi yang telah digores oleh BPTP Yogyakarta, misalnya benih unggulan padi. Selain itu, BPTP telah melakukan percobaan menanam bunga krisan yang mana daerahnya tidak menunjang pertumbuhan bunga krisan dengan baik. Daerah yang dimaksud adalah Pakem dan Samigaluh.

TUJUAN
  1. Mengenal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) yang merupakan salah satu lembaga penyuluhan dan komunikasi pertanian.
  2. Mengetahui lebih dalam tentang peran dan fungsi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.
BAB II
ISI
Profil BPTP Yogyakarta

Sekilas BPTP

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta dibentuk berdasarkan SK Mentan Nomor 350/Kpts/OT.210/6/2001 tanggal 14 Juni 2001. Selanjutnya, seiring dengan penyempurnaan organisasi dan tata kerja Balai yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 16/Permentan/OT.140/3/2006 tanggal 1 Maret 2006, BPTP Yogyakarta adalah Unit Pelaksana Teknis Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, dan dalam pelaksanaan sehari-hari dikoordinasikan oleh Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP).

Pembentukan BPTP bertujuan untuk menghasilkan teknologi spesifik lokasi, memperpendek rantai informasi, mempercepat dan memperlancar diseminasi hasil penelitian (alih teknologi) kepada petani dan pengguna teknologi lainnya.  Sampai dengan tahun 2001 unit kerja ini masih merupakan Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IPPTP) Yogyakarta, lembaga non struktural yang merupakan instalasi dari  BPTP Jawa Tengah .

IPPTP merupakan penggabungan unit kerja di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dan Badan Pendidikan dan Latihan Pegawai Pertanian yaitu Laboratorium Hortikultura, Stasiun Tanah dan Balai Informasi Pertanian Yogyakarta. Dewasa ini BPTP Yogyakarta menempati 3 lokasi kantor yang terdiri dari

  1. Kantor Utama berlokasi di Karangsari meliputi Adminisrasi, Kelompok Pengkaji Budidaya, Sosial  Ekonomi, Sumberdaya dan Pasca Panen.
  2. Laboratorium Tanah, Peternakan dan Pasca Panen yang berlokasi di Karangsari, +500 meter sebelah barat kantor utama bersebelahan dengan Stadion Maguwoharjo Yogyakarta.
  3. Gedung yang  berlokasi di Jl. Demangan Baru No. 28 Yogyakarta dimanfaatkan untuk mess/penginapan.

Visi dan Misi BPTP

Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, BPTP Yogyakarta memiliki visi dan misi.

Visi 

Menjadi institusi penghasil teknologi pertanian spesifik lokasi menuju pertanian industrial unggul berkelanjutan berstandar internasional untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, ekspor dan kesejahteraan masyarakat pertanian.

Misi: 

  1. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi-inovasi pertanian spesifik lokasi yang diperlukan dan dimanfaatkan oleh petani, stakeholder dan sesuai permintaan pasar guna mendukung pembangunan sektor pertanian wilayah,
  2. Meningkatkan percepatan diseminasi teknologi pertanian inovatif dan spesifik lokasi,
  3. Meningkatkan jaringan kerjasama dengan lembaga penelitian pertanian internasional, nasional, maupun pihak swasta.
  4. Mengembangkan kapasitas kelembagaan BPTP dalam rangka meningkatkan pelayanan prima.

 

Tugas dan Fungsi BPTP Yogyakarta

Tugas dan Fungsi Berdasarkan peraturan Menteri Pertanian, BPTP mempunyai tugas melaksanakan pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi tepat guna spesifik lokasi. Dalam menjalankan tugas tersebut, BPTP menyelenggarakan fungsi:

  1. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi
  2. Pelaksanaan penelitian, pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi,
  3. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan,
  4. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi,
  5. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian guna spesifik lokasi,
  6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai.

Program BPTP Yogyakarta 2013

Rencana Pelaksanaan Program Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian  Tahun Anggaran 2013 dengan judul:

  1. Teknologi Antisipasi Dampak Perubahan Iklim Melalui Efisiensi Air dan KATAM
  2. Updating peta AEZ untuk pengelolaan lahan mengantisipasi perubahan iklim
  3. Pengelolaan hama terpadu mengantisipasi perubahan iklim
  4. Teknologi Pengolahan Sayuran mendukung kelestarian rumah pangan
  5. Teknologi Pengolahan Pisang untuk Peningkatan Nilai Tambah Produk
  6. Teknologi Pengolahan Kacang-Kacangan untuk Peningkatan Nilai Tambah Produk
  7. Teknologi Pengolahan Umbi-umbian untuk Peningkatan Nilai Tambah Produk
  8. Analisis Kebijakan untuk Pembangunan Pertanian di DIY
  9. Analisis Sistem kelembagaan dan Distribusi Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura di DIY
  10. Potensi dan Peluang Pengembangan Usahatani di Kawasan Desa Rawan Pangan Provinsi DIY
  11. Eksistensi dan Peluang Pengembangan Usahatani di lahan pasir pantai
  12. Pengkajian teknologi peningkatan produksi tebu melalui SL-PTT
  13. Pengkajian Integrasi Tanaman Ubi Kayu dan Ternak Kambing
  14. Pengkajian Model Pengembangan Integrasi Tanaman jagung dengan Ternak kambing
  15. Analisis Potensi Pengembangan Sistem Usaha Integrasi Tanaman Ternak di DIY
  16. Model Pengembangan Tanaman Kakao Integrasi dengan Ternak Kambing di Kabupaten Kulon Progo
  17. Pengelolaan Sumberdaya Genetik
  18. Sosialisasi dan Advokasi Inovasi Teknologi Pertanian
  19. Pameran dan Visitor Plot
  20. Penyebaran Informasi Melalui Multi Media
  21. Penyusunan Buku Inovasi Teknologi Spesifik Lokasi
  22. M-P3MI Kulon Progo
  23. M-P3MI Gunung Kidul
  24. MKRPL Kota Yogyakarta
  25. MKRPL Kab. Bantul
  26. MKRPL Kab. Sleman
  27. MKRPL Kab. Gunungkidul
  28. MKRPL Kab. Kulon Progo
  29. Pendampingan SL-PTT Padi
  30. Pendampingan SL-PTT Jagung
  31. Pendampingan SL-PTT dan Gelar Teknologi Kedelai
  32. Pendampingan Teknologi Pembibitan Sapi potong
  33. Pendampingan Teknologi Penggemukan Sapi Potong
  34. Koordinasi Pendampingan PUAP
  35. Produksi Benih Sumber Varietas Unggul Baru Padi
  36. Produksi Benih Sumber Varietas Unggul Baru Krisan

BPTP Yogyakarta melakukan beberapa pengkajian, antara lain pengkajian tanaman pangan, hortikultura, tanaman pangan, peternakan, sumberdaya pertanian, pasca panen, dan sosial ekonomi. Produk yang dihaslikan oleh BPTP Yogyakarta adalah produk tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan. Wilayah kerja BPTP Yogyakarta meliputi seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang meliputi kabupaten Bantul, Kulon Progo, Sleman, Gunung Kidul, dan Kodya Yogyakarta.

Permasalahan di Lembaga BPTP Yogyakarta serta Solusi

Di Indonesia, penyuluhan pertanian bukan lagi hanya sebagai faktor pelancar pembangunan akan tetapi kegiatan penyuluhan menjadi sangat mutlak, atau penyuluhan adalah sabagai pemicu sekaligus pemacu atau “ ujung tombak” pembangunan pertanian. Begitu pentingya peran penyuluhan dalam pembangunan pertanian. Maka tidak akan ada keberhasilan pembangunan pertanian tanpa pelaksanaan penyuluhan yang benar, baik dan bertanggung jawab.

Masalah-masalah penyuluhan pertanian yang dihadapi BPTP Yogyakarta beragam. Menemukan masalah-masalah penyuluhan bukan sarana untuk mendebat bahkan menyalahkan orang lain, tetapi mencari solusi demi perbaikan kegiatan penyuluhan oleh BPTP Yogyakarta.

Anggaran yang minim

Masalah utama dalam BPTP yaitu anggaran dari pemerintah yang minim untuk pengembangan riset pertanian. Hal ini dilihat dari alokasi anggaran untuk sektor pertanian dalam RAPBN 2014 melalui Kementerian Pertanian hanya sebesar Rp15,5 triliun. Bahkan anggaran sektor pertanian itu tak lebih dari separuh anggaran Kementerian Agama yang mencapai Rp 49,6 triliun. Padahal dunia pertanian menyerap tenaga kerja sebesar 39,95 juta penduduk dari seluruh penduduk Indonesia. Hal ini secara langsung akan membatasi kemampuan BPTP dalam memanfaatkan potensi sumber daya alam secara optimal. Rendahnya anggaran ini berakibat rendahnya program-program yang terealisasikan khususnya dibidang riset dan pengembangan benih. Dalam hal ini pemerintah wajib mengucurkan RAPBN lebih dari yang ditentukan. Hal ini secara tidak langsung akan memberikan tambahan anggaran kepada balai-balai pertanian sehingga dapat mengembangkan kemampuannya dalam berbagai pelayanan maupun penelitian kepada para petani.

Kurangannya penyuluh pertanian

Saat ini BPTP Yogyakarta mempunyai tenaga penyuluh sebanyak 16 penyuluh. 16 penyuluh pertanian tersebut bekerja untuk seluruh wilayah kerja Yogyakarta. Wilayah kerja tersebut tersebar di 4 kabupaten yaitu kabupaten Bantul, Gunung Kidul, Kulon Progo, dan sleman serta Kodya Yogyakarta.

Tugas pokok penyuluh pertanian adalah melakukan kegiatan persiapan penyuluhan pertanian, pelaksanaan penyuluhan pertanian, evaluasi dan pelaporan serta pengembangan penyuluhan pertanian. Selain itu, penyuluh pertanian mempunyai beberapa fungsi antara lain adalah:

  1. Memfasilitasi Proses Pembelajaran Pelaku Utama Dan Pelaku Usaha;
  2. Mengupayakan Kemudahan Akses Pelaku Utama Dan Pelaku Usaha Ke Sumber Informasi, Teknologi, Dan Sumber Daya Lainnya Agar Mereka Dapat Mengembangkan Usahanya;
  3. Meningkatkan Kemampuan Kepemimpinan, Manajerial, Dan Kewirausahaan Pelaku Utama Dan Pelaku Usaha;
  4. Membantu Pelaku Utama Dan Pelaku Usaha Dalam Menumbuhkembangkan Organisasinya Menjadi Organisasi
  5. Ekonomi Yang Berdaya Saing Tinggi, Produktif, Menerapkan Tata Kelola Berusaha Yang Baik, Dan Berkelanjutan; Membantu Menganalisis Dan Memecahkan Masalah Serta Merespon Peluang Dan Tantangan Yang Dihadapi Pelaku Utama Dan Pelaku Usaha Dalam Mengelola Usaha
  6. Menumbuhkan Kesadaran Pelaku Utama Dan Pelaku Usaha Terhadap Kelestarian Fungsi Lingkungan; Dan
  7. Melembagakan Nilai -Nilai Budaya Pembangunan Pertanian Yang Maju Dan Modern Bagi Pelaku Utama Secara Berkelanjutan.

Kegiatan penyuluhan akan berjalan  dengan baik bila sarana prasarana pendukung seperti: pasar, teknologi, input, intensitas produksi (harga yang layak) dan transportasi desa mencapai keadaan maksimum. Oleh karena itu, agar kegiatan penyuluhan berjalan dengan baik, maka syarat-syarat pendukung tersebut harus terpenuhi.

Jumlah sumber daya penyuluh pertanian yang sedikit menjadikan proses penyuluhan tidak efektif dan efisien. Memiliki sumber daya penyuluh yang cukup akan meningkatkan keberhasilan penyuluhan pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta. Oleh karena itu, sebaiknya BPTP Yogyakarta menambah jumlah penyuluh pertanian.

Produk-produk pertanian sekarang mengalami persaingan yang ketat dengan produk-produk pertanian impor. Sejak diberlakanya ACFTA, produk-produk pertanian Indonesia mengalami kalah saing dengan produk impor. Oleh karena itu, penyuluh pertanian khususnya penyuluh di BPTP Yogyakarta menguasai berbagai ilmu pendukung untuk meningkatkan produktifitas dan daya saing produk pertanian.

Dengan begitu, maka kerja penyuluh pertanian dapat optimal. Para petani juga mendapatkan tidak hanya informasi-informasi baru mengenai inovasi dari teknologi pertanian yang ditemukan. Para petani juga mendapatkan pengetahuan tentang strategi mensiasati persaingan produk pertanian.

 Permasalahan saprodi (sarana produksi)

Sarana produksi merupakan faktor yang sangat penting dalam proses produksi. Sarana produksi bisa berupa alat-alat yang digunakan untuk penelitian, pengkajian, dan kegiatan lain yang sudah diprogram oleh BPTP. Masalah yang saat ini sedang dihadapi oleh Badan Pengkajian Teknologi Pertanian antara lain:

  1. Faktor penunjang dalam pelaksanaan penelitian masih kurang memadai.

Peneliti yang sedang bekerja di dalam laboratorium percobaan masih belum memakai masker. Hal  ini memang terlihat kecil, namun hal ini bisa menyebabkan resiko yang besar. Misalnya, peneliti secara tidak sengaja menghirup bahan kimia yang beracun. Hal seperti ini harus diperhatikan oleh semua anggota badan BPTP, supaya hasil yang didapatkan merupakan data yang dapat dipercaya.

  1. Faktor anggaran.

Anggaran yang didapatkan dari APBN dan hasil dari kerjasama dengan pupuk Petrokimia Gresik. Sumber anggaran yang masih dibilang minim menyebabkan anggaran yang ada masih kurang memcukupi kebutuhan perbelanjaan yang ada di dalam program BPTP. Akibatnya, program yang sudah direncanakan tidak bisa dijalankan dengan maksimal.

Kebersihan lingkungan juga mutlak diperhatikan, misalnya, kebersihan toilet. Toilet di BPTP terhitung masih di bawah standard kebersihan. Selain itu, toilet yang digunakan belum bisa dibedakan mana toilet untuk laki-laki dan mana toilet untuk perempuan.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

  1. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta merupakan badan penyuluhan dan komunikasi pertanian tingkat provinsi Yogyakarta.
  2. BPTP Yogyakarta berfungsi untuk menyiapkan bahan untuk perumusan kebijaksanaan dan program penyuluhan pertanian provinsi serta yang menyangkut penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia aparat pertaanian teknis fungsional, keterampilan, dan diklat kejuruan tingkat menengah.

Saran

  1. Adanya penambahan fasilitas seperti bus yang memadai dalam pelaksanaan praktikum acara 2 ini.
  2. Adanya waktu lebih untuk mengelilingi kantor lembaga BPTP Yogyakarta.

Tags: , , ,

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.