A Slice Story from Committee: University Consortium Executive Board Meeting

Posted by miftachurohman on November 20, 2018
Agendas

Southeast Asian Regional Center for Graduate Study and Research in Agriculture (SEARCA) merupakan organisasi nirlaba yang didirikan oleh Kementerian Pendidikan Asia Tenggara (SEAMEO) pada tahun 1966. SEAMEO merupakan organisasi yang memiliki misi untuk mempromosikan kerjasama dalam bidang pendidikan, sains, dan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara. SEARCA didirikan setahun kemudian dan diselenggarakan oleh pemerintah Filipina di kampus Universitas Filipina Los BaƱos (UPLB).

Tugas utama dibentuknya SEARCA yaitu untuk memfasilitasi kepada negara-negara anggota untuk melakukan pendidikan pada jenjang pascasarjana di bidang pertanian, mempromosikan, melaksanakan, dan mengkoordinasikan program penelitian yang berkaitan dengan kebutuhan dan masalah kawasan Asia Tenggara; dan menyebarluaskan temuan penelitian dan eksperimen pertanian. Oleh karena itu, banyak program yang dirancang oleh SEARCA, mulai dari beasiswa, travel grant, training, workshop, seminar, konferensi, dan lain sebagainya.

Indonesia merupakan salah satu negara pendiri SEAMEO, induk dari SEARCA. Indonesia diwakili dalam Dewan Pemerintahan SEARCA oleh Prof. Dr. Ocky Karna Radjasa, Direktur, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

University Consortium Executive Board Meeting

Pada tanggal 13-14 November 2018, 21 delegasi dari Southeast Asian University Consortium for Graduate Education in Agriculture and Natural Resources (UC) berkumpul di Yogyakarta untuk melakukan rapat yang diadakan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM). Ada banyak agenda yang dibahas dalam pertemuan ini. Kisi-kisinya dapat dilihat dari tautan berikut ini:

What the hell Am I doing here?
Well, apalagi kalau bukan sebagai panitia.

Sebagai salah satu panitia, saya menjadi banyak tahu tentang organisasi ini dan hal apa saja yang mereka lakukan, termasuk juga menjadi paham kenapa Pak Dekan kadang-kala memiliki agenda yang sangat padat sehingga sulit untuk ditemui.

Pada hari pertama, rapat dimulai pada pukul 9.00 sampai dengan 18.00 WIB. Acara berjalan dengan lancar. Di akhir acara, delegasi dari NTU memberikan kesan yang spesial, dengan membagi-bagikan produk-produk mereka. Selanjutnya, para delegasi menghadiri undangan makan malam dari Rektor Universitas Gadjah Mada. Acara dimulai pada jam 19.00-21.00 bertempat di Balairung Universitas Gadjah Mada. Tidak hanya makan malam biasa, namun para tam,u undangan juga dijamu dengan penampilan tari tradisional Indonesia.

Pada hari kedua, acara dimulai dari jam 9.00 samppai dengan 12.30. Kelihatanya memang sebentar agenda pada hari kedua ini, namun ada beberapa agenda printilan yang lebih menyita energi.

Apa aja itu?

Acara dilanjutkan dengan mengunjungi TamanTeknologi Pertanian (TTP) Nglanggeran. Mendung kota Jogja tidak menyurutkan para delegasi untuk mengunjungi gunung purba bersejarah ini. Setelah kurang lebih 45 menit perjalanan, sampailah kami di kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran. Cuaca cukup berkabut sore itu, pemandangan sunset yang menjadi ikon disini tidak terlihat lagi, diganti dengan pemandangan kabut yang penuh misteri. Puncak-puncak gunung purba yang menjulang pun juga terselimuti awan, namun suasana kemegahan gunung purba ini masih terasa aura mistisnya.

Setelah turun dari bus, para delegasi diarahkan pada toko oleh-oleh yang menjual produk-produk lokal unggulan hasil dari Nglanggeran. Ada berbagai produk yang dijual disini, seperti coklat, dodol, macam-macam camilan, kerajinan tangan, dan lain sebagainya. Selanjutnya acara dilanjutkan dengan menaiki anak tangga untuk menuju ke Embung Nglanggeran.

Sepertinya kunjungan sore ini di Gunung Api Purba Nglanggeran tidak terlalu memuaskan. Awan tebal yang turun menutupi puncak-puncak gunung. Namun demikian, pemandangan masih sangat menakjubkan dengan suasana mistis dan bau aroma air hujan yang membasahi kawasan embung. Bagi saya, perjalanan ini memberikan perspektif baru tentang Nglanggeran di musim hujan.

Di pandu oleh Pak Ipik, para wisatawan di jelaskan mengenai Gunung Api Purba ini beserta potensi alam yang mendukung urat nadi perekonomian masyarakat sekitar.

Setelah puas melihat kawasan embung, kami pun kembali ke parkiran untuk melanjutkan perjalanan berikutnya yaitu kembali ke kota Jogja untuk makan malam.

It’s my second time, but I still amaze with the luxurious and serenity atmosphere at this very renowed hotel at this town, Tentrem Hotel. Yeahh,.. here we go!

Sejak turun dari bus, para delegasi begitu takjub dengan suasana hotel yang begitu besar dan mewah. Aroma sereh sangat terasa dari berbagai sudut ruangan. Begitu memasuki restoran, mereka sangat antusias untuk segera menikmati makan malam. Begitu juga dengan aku. Tidak sabar untuk mengisi perut yang sudah sangat lapar.

Sepertinya mereka belum juga puas, mereka ingin untuk lanjut ke Malioboro. Well, yeah for the sake of a pleasure we made it happen. Akhirnya kita memboyong rombongan untuk singgah ke Malioboro. Memang, diawal mereka (delegasi mayalsia) ingin singgah ke Hamzah batik untuk membeli oleh-oleh. Kita rekomendasikan juga mereka disitu. Namun, keingintahuanuntuk menyusuri malioboro mereka sangat tinggi. Okelah, kita persilakan mereka untuk blusukan dan mencari kepuasanya.

Finally,setelah sekitar satu setengah jam, akhirnya mereka kembali ke titik temu. Time is up. Anda puas, kami benar-benar lemas.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.