***
Artikel ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Budidaya Tanaman Tahunan
***
Tanaman kelapa (Cocos nucifera) memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Tidak hanya buahnya, namun seluruh bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan. Selain itu, tanaman ini juga memberi sumbangan yang besar bagi perekonomian bangsa Indoneia (Elyas, 2006). Tanaman ini tidak hanya dibudidayakan dalam skala perkebunan yang luas, namun juga ditanam di pekarangan rumah. Salah satu contohnya adalah Bapak Legimin. Beliau adalah salah satu responden dalam praktikum lapangan Budidaya Tanaman Tahunan Komoditas Kelapa 2015 yang beralamat di Desa Ngemplak, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta. Beliau merupakan salah satu pemilik tanaman kelapa yang dibudidayakan di pekarangan rumah.
Dalam pelaksanaan budidaya tanaman kelapa, beliau mendapat hambatan yang cukup berarti yaitu adanya gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT ). Adanya OPT mengakibatkan rendahnya kualitas dan produksi yang dihasilkan oleh tanaman kelapa tersebut. Salah satu jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang menyerang tanaman kelapa Bapak Legimin adalah Oryctes rhinoceros.
- rhinoceros merupakan hama utama tanaman kelapa. O. rhinoceros menyerang tajuk tanaman dengan menggerek melalui pangkal batang hingga titik tumbuh yang akhirnya menyebabkan kematian tanaman (Yuningsih dan Widyaningrum, 2014). Hama ini juga merusak spadiks, akibatnya produksi menurun dan serangan berat menyebabkan tanaman mati. Serangan hama ini dapat berlangsung sepanjang tahun. Populasi O. rhinoceros dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya tempat berkembang biak dari hama tersebut. Sistem peremajaan dengan menebang tanaman kelapa tua dan mengganti dengan tanaman baru akan menimbulkan masalah hama O. rhinoceros karena tersedia tempat berkembang biaknya. Pada tanaman muda yang berumur 2 tahun atau kurang, kumbang merusak titik tumbuh sehingga menyebabkan tanaman mati. Suatu populasi kumbang dalam tahap aktif makan sebanyak 5 ekor/Ha dapat mematikan setengah dari tanaman yang baru ditanam. Informasi ini menunjukkan bahwa hama O. rhinoceros merupakan hama yang berbahaya pada tanaman kelapa (Anonim, 2010).
Beberapa teknik pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengendalikan populasi hama ini adalah sebagai berikut:
- Penegakan peraturan karantina yang ketat dapat mengurangi laju penyebaran hama ini dari satu wilayah atau negara ke wilayah atau negara lainnya.
- Melakukan tindakan sanitasi kebun. Sanitasi kebun dapat dilakukan dengan mencari langsung uret dan kumbang kemudian dimusnahkan. Selain itu jika terdapat bahan organic yang berlebih, maka perlu di pendam. Bahan oranik ini menjadi media O. rhinoceros untuk berkembang.
- Melakukan pengendalian dengan menggunakan musuh alami. Musuh alami yang digunakan untuk mengendalikan hama O. rhinoceros adalah Metharizium anisopliae dan Baculovirus oryctes. M. anisopliae efektif digunakan untuk mengendalikan uret, sedangkan B. oryctes efektif untuk mengendalikan kumbang dan uret. Penggunaan musuh alami ini tidak menyebabkan bahaya bagi lingkungan, hewan, dan manusia.
- Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan Karbosulfan. Penggendalian secara kimia dilakukan sebagai pilihan terakhir bila cara-cara lain sudah tidak dapat lagi digunakan. Aplikasinya dapat dilakukan dengan mencampur pestisida dengan sebuk gergaji sesuai dosis, kemudian diletakkan dicelah pelepah daun kelapa.
Bahan bacaan:
Elyas, N. 2006. Aneka Olahan Kelapa. Absolut, Yogyakarta.
Anonim. 2010. Pengendalian Kumbang Kelapa. http://balitka.litbang.pertanian.go.id/index.php?option=com_content&view=ar ticle&id=120:pengendalian-kumbang-kelapa&catid=47:paket-teknologi- hama-penyakit&Itemid=81. Diakses tanggal 9 April 2015.
Yuningsih dan T. Widyaningrum. 2014. Uji patogenitas spora jamur Metharizium anisopliae terhadap mortalitas larva Oryctes rhinoceros sebagai bahan ajar Biologi SMA Kelas X. JUPEMASI-PBIO 1: 53-59