Persilangan Tanaman Terong

Laporan Praktikum Pemuliaan Tanaman Acara III: Persilangan Tanaman

Posted by miftachurohman on August 16, 2018
Uncategorized / No Comments

LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR PEMULIAAN TANAMAN
ACARA III

PERSILANGAN TANAMAN

Disusun oleh:
Miftachurohman
12969
B3/4

LABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN DAN GENETIKA
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2013

Hasil Pengamatan

Hasil Persilangan Tanaman Terung ()

Pembahasan

Keragaman genetik merupakan salah satu aset penting kegiatan pemuliaan. Semakin besar keragaman genetik akan memberikan peluang keberhasilan lebih besar untuk memperoleh sifat-sifat genetik yang diinginkan dalam pencapaian program pemuliaan tanaman khususnya pembuatan varietas unggul baru. Upaya memperbesar keragaman genetik dapat dilakukan melalui introduksi bahan genetik dari luar negeri, mengoleksi genetik lokal, mutasi gen, persilangan dan rekayasa genetik. Dalam hal ini, yang akan dibahas untuk memperoleh keragaman genetic adalah dengan cara persilangan tanaman terong.

Persilangan merupakan salah satu cara memperbesar keragaman genetik melalui perpaduan sifat tetua untuk mendapatkan suatu varietas baru yang diharapkan (Hidayat. 1989). Peran pelaksana (manusia) dalam memperbesar keberhasilan persilangan terutama ditentukan oleh keterampilan dan pengetahuan. Faktor alat lebih berhubungan pada kebersihan alat, sedangkan faktor lingkungan adalah seperti adanya serangan hama dan penyakit serta sifat genetik dari tanaman yang akan disilangkan. Fluktuasi musim dan suhu seringkali juga memiliki peran penting dalam kegiatan persilangan. Disamping itu perlu penetapan tujuan dari persilangan. Menurut Poehlman (1983), biji yang disilangkan harus mantap dan mempunyai ketahanan terhadap hama dan penyakit, tanah yang bermasalah dan fluktuasi musim.

Keberhasilan persilangan sangat ditentukan oleh pemulia tanaman mengenai tehnik persilangan itu sendiri maupun pada pengetahuan akan bunga, misalnya(Rukmana, 1994):

  1. Stuktur bunga.
  2. Waktu berbunga.
  3. Saat bunga mekar.
  4. Kapan bunga betina siap menerima bunga jantan (tepung sari).
  5. Tipe penyerbukan.

Terung merupakan sejenis tumbuhan yang dikenal sebagai sayur-sayuran. Tanamn ini dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Terung mempunyai nama ilmiah Solanum melongena. Tanaman ini merupakan tanaman asli daerah tropis. Tanaman ini sangat terkenal di Indonesia.

Klasifikasi tanaman terong adalah:

Kerajaan : Plantae
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : ASteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum melongena

Tanaman terung dapat tumbuh di dataran rendah dan dataran tinggi. Suhu udara ideal untuk pertumbuhan tanaman terung adalah Antara 20-30ᵒC. Jenis tanah yang paling baik untuk pertumbuhan terung adalah jenis tanah berpasir, subur, kaya akan bahan organic, mempunyai aerasi dan drainase yang baik, serta pH tanah sekitar 6,8-7,3. Tanaman ini memerlukan sinar matahari yang cukup. Tanaman ini cocok ditanamn pada musim kemarau(Rukmana, 1994).

Produktifitas terong di Indonesia berkisar Antara 7-8ton/ha atau sekitar 400ton/ha(Samadi, 20010). Produktifitas ini terkadang tidak memnuhi kenutuhan terung untuk konsumsi. Hal ini karena konsumsi terung di Indonesia sangat tinggi. Oleh karena itu, perlu adanya penemuan varietas-varietas baru yang mempunyai produktifitas yang tinggi, umur produktif yang panjang, serta tanaman tahan terhadap hama dan penyakit.

Pada praktikum ini, dilakukan persilangan antara varietas Banguntapan Putih Sedang dengan varietas Ungu Rumah Kawat. Bunga jantan diambil dari varietas Ungu Rumah Kawat, sedangkan bunga betina diambil dari varietas Bangntapan Putih Sedang. Kastrasi dilakukan pada sore hari. Bunga yang dipilih untuk kastrasi adalah bunga yang kira-kira akan mekar pada sore hari. Kastrasi dilakukan dengan cara menghilangkan kelopak dan mahkota bunga. Bunga yang dikastrasi kemudian di bungkus dengan kantung plastic agar bunga betina tidak terserbuki oleh polen dari tanaman yang tidak dikehendaki. Plastik yang digunakan untuk menutupi hasil kastrasi diberi label agar tidak tertukar dengan kelompok yang lain.

Pada pagi hari, dilakukan penyerbukan antara bunga betina yang telah dikastrasi dengan bunga jantan. Polen dari varietas ungu rumah kawat diambil menggunakan tusuk gigi secara perlahan. Poeln yang terambil kemudian diserbukkan ke kepala putik bunga betina. Penyerbukan ini dilakukan secara perlahan. Setelah dilakukan penyerbukan, kemudian bunga yang telah diserbuki ditutup kembali dengan plastic agar tidak terkontaminasi dengan poeln yang tidak dikehendaki.

Bunga yang berhasil diserbuki adalah bunga yang mengalami pertumbuhan selanjutnya, yaitu membentuk biji buah. Ciri-ciri yang dapat diamati adalah bunga tidak busuk atau tidak rontok. Pada persilangan yang dilakukan kelompok kami, beberapa hari setelah persilangan, bunga yang diserbuki busuk dan kemudian rontok. Hal ini menandakan bahwa bunga tersebut tidak berhasil diserbuki.

Faktor-Faktor Keberhasilan dan Kegagalan

Setelah didapatkan persentase keberhasilan persilangan yang terjadi, kemungkinan hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Adapun faktor yang menyebabkan keberhasilan dan kegagalan dari persilangan tersebut antara lain sebagai beriku:

  1. Waktu pelaksanaan
    Waktu melakukan polinasi adalah pagi hari (kira-kira 08.00-09.00 wib) dimana bunga betina belum mekar sempurna tetapi bunga jantan sudah menunjukkan kematangan serbuk sari.
  2. Kondisi bunga jantan dan bunga betina (matang atau tidaknya/ siap atau tidaknya dilakukan persilangan).
    Untuk bunga jantan dikatakan matang bila bunganya sudah mekar sempurna, dan warna serbuk sarinya kuning agak jingga sedangkan untuk bunga betina, bunga yang belum mekar atau masih kuncup.Karena apabila bunga tersebut sudah mekar dapat dikatakan sudah melakukan polinasi sendiri.
  3. Cuaca
    Cuaca lebih ditekankan pada hujan karena bila persilangan dilakukan pada saat mendung atau menandakan akan hujan, kemungkinan besar persilangan tersebut tidak akan berhasil melainkan busuk.
  4. Ketelitian peletakan serbuk di atas putik
    Dalam meletakkan serbuk sari di atas kepala putuk haruslah sesuai dan tepat. Kebanyakan terjadi keidakberhasilan persilangan karena para pemulia tidak tepat dalam meletakkan serbuk sari dari bunga jantan.

Kesimpulan

  1. Persilangan adalah proses menggabungkan dua sifat yang berbeda dan diharapkan mendapatkan sifat yang baik bagi keturunannya. 
  2. Kastrasi adalah pengebirian bunga jantan yang masih muda yang dilakuakn sebelum bunga mekar dan siap untuk penyerbuka.
  3. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan penyilangan antara lain adalah keterampilan dalam menyilangkan, faktro lingkungan, serta faktor internal dari tanaman.

Daftar Pustaka

Hidayat, J.R. 1989. Teknik Persilangan dan Penanganan generasi lanjut pada kedelai. Latihan Field Insfection and Maintanance of Varieties of Food Legummes. Bogor.

Poehlman, J.M and J.S. Quick. 1983. Crop Breeding in Hungry World. In Wood. D.R. (ed). Crop Breeding. American Society of Agronomy. Crop Science Society of America. Madison. Wisconsin.

Samadi, B. 2001. Budidaya Terung Hibrida. Kanisius, Yogyakarta.

Rukmana, R. 1994. Bertanam Terung. Kanisius, Yogyakarta.

LAMPIRAN

Pemilihan bunga

Bunga betina yang akan dikastrasi, dipilih bunga yang kira-kira akan mekar pada keesokan harinya. Bunga jantan yang akan di ambil poelnya juga di pilih bunga yang sudah hamper mekar.

Kastrasi

Kastrasi dilakukan pada sore hari.

Penyerbukan

Penyerbukan dilakukan pada pagi hari.

Video Persilangan Terung

 

Tags: , ,