perubahan iklim

Dampak Perubahan Iklim Terhadap Mewabahnya Penyakit Tanaman Perkebunan

Posted by miftachurohman on June 07, 2018
Tugas Kuliah / No Comments
Telaah Penyakit Jamur Upas (Upasia salmonicolor) pada Tanaman Kopi

 

***

Artikel ini saya tulis sebagai tugas mata kuliah Epidemiologi Penyakit Tumbuhan

***

 

Sektor perkebunan merupakan salah satu sektor andalan dalam perekonomian Indonesia. Sektor ini memberikan pendapatan yang cukup tinggi bagi devisa negara dan juga petani.  Oleh karena itu, tanaman perkebunan menjadi tanaman primadona yang dibudidayakan oleh petani.

Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang penting saat ini. Kopi memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia (Rahardjo, 2012).

Saat ini , peningkatan produksi kopi di Indonesia masih terhambat oleh adanya penyakit yang menyerang tanaman kopi. Iklim dan cuaca memiliki peran penting baik secara langsung atau pun tidak langsung terhadap perkembangbiakan penyakit tanaman kopi. Dari konsep segitiga penyakit tampak jelas bahwa iklim sebagai faktor lingkungan fisik sangat berpengaruh terhadap proses timbulnya penyakit. Pengaruh faktor iklim terhadap patogen bisa terhadap siklus hidup patogen, virulensi (daya infeksi), penularan, dan reproduksi patogen. Pengaruh perubahan iklim akan sangat spesifik untuk masing-masing penyakit.

Garret et al. (2006) menyatakan bahwa perubahan iklim berpengaruh terhadap penyakit melalui pengaruhnya pada  ingkat genom, seluler, proses fisiologi tanaman dan patogen. Faktor-faktor iklim seperti curah ujan yang tinggi juga berpengaruh terhadap ketahanan tanaman inang karena perubahan lingkungan fisik lapisan tipis (boundary layer) atau di sekitar pertanaman itulah yang sangat menentukan keberhasilan patogen menimbulkan suatu penyakit.

Kenaikan suhu rata-rata global sebesar 0,8 C berakibat pada perubahan curah hujan. Datangnya musim hujan pun juga tidak dapat diprediksi secara tepat. Jika musim penghujan yang lebih hangat akan berdampak pada meningkatnya serangan jamur pathogen yang semula dianggap sebagai penyakit minor. Sebaliknya, jika terjadi kekeringan pada musim kemarau/panas, berpotensi meningkatkan serangan jamur penyebab penyakit yang sangat tergantung pada tekanan/stress yang dialami oleh inangnya, seperti jamur patogen yang menyerang akar.

Penyakit Jamur Upas

Penyakit jamur upas ( Pink disease ) disebabkan oleh jamur Upasia salmonicolor (B et Br.) Tjokr. Jamur upas dapat menyerang batang, cabang, ranting dan buah kopi. Umumnya jamur mulai berkembang dari pangkal cabang atau sisi bawah cabang, karena disini keadaannya lebih lembab ketimbang di bagian lain (Semangun, 2000).

Faktor iklim sangat berpengaruh terhadap perkembangbiakan jamur ini. Pola musim yang tidak menentu menyebabkan kondisi iklim selalu berubah. Jamur upas akan berkembang secara maksimal pada kondisi lembab. Hal ini akan mengancam perkebunan kopi karena akan rentan terhadap penyakit ini. Kelembaban udara yang relative tinggi merupakan kondisi potensial bagi berkembangnya jamur upas. Intensitas searangan dapat dikurangi dengan menciptakan lingkungan dengan kelembaban yang rendah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memotong atau mengurangi tanaman pelindung serta memangkas ranting kopi yang tidak produktif.

Air hujan dapat berperan juga terhadap perkembangbiakan jamur upas. Karena dengan adanya hujan, maka kondisi lingkungan akan menjadi lembab. Kondisi ini merupakan kondisi ang sangat ideal bagi perkembangbiakan jamur upas.

Musim hujan berpengaruh terhadap perubahan suhu lingkungan. Semakin tinggi intensitas hujan maka suhu akan semakin menurun. Perbedaan suhu juga terjadi pada perbedaan letak geografis sutu tempat. Ketinggian tempat dari permukaan laut akan memberikan suhu tertentu yaitu lebih rendah dan pada umumnya, suatu penyakit hanya merugikan pada tempat-tempat dengan ketinggian tertentu.

Pada musim hujan, biasanya intensitas cahaya matahari akan berkurang. Hal ini akan berpengaruh terhadap meingkatnya kelembapan. Kelembaban yang tinggi akan memicu terhadap perkembangan jamur upas.

Dari uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perubahan iklim memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap berkembangnya penyakit jamur upas pada tanaman kopi. Oleh karena itu, startegi-strategi khusus perlu dilakukan untuk mengantisipasi terhadap dampak negatif perubahan iklim terhadap perkembangbiakan jamur upas.s

Daftar Pustaka

Anonim. http://www.mediaperkebunan.net. Diakses tanggal 28 September 2014

Garrett K.A. Dendy, S.P. Frank E.E. Rouse M.N., and Travers S.E. 2006. Climate change effects on plant disease: Genomes to ecosystems. Annual Review of Phytopatology 44: 489-509

Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta. Penebar Swadaya. Jakarta

Semangun, H. 2002. Penyakit-Penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia. Gadjah Mada university Press, Yogyakarta.

Tags: , , ,